Pages

    Latest Tweets

    tes

    Popular post

    ?max-results=10">Label 3'); document.write("?max-results="+numposts+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts\"><\/script>");

You are here: Home »

Nabi Saya adalah Nietzsche Si Pembunuh Tuhan

Unknown Senin, 30 Juli 2012 , , , , 0




  

 Penulis: St. Sunardi
Catatan Pendamping: Goenawan Mohamad
Cetakan ke-1 Mei 1996
Penerbit: LKiS





“Tuhan Telah Mati!”

Itulah kalimat yang benar-benar menggegerkan tulang sendi keyakinan saya. Seakan bumi berguncang. Seakan panas matahari meleleh. Membakar pikiran menantang nalar.

Bagaimana mungkin Tuhan bisa mati?
Bukankah Tuhan adalah zat yang kekal? Dia yang awal dan Dia yang akhir. DariNya berasal segala sesuatu. Siapa yang bisa membunuhNya?

Liberal manantang!
Tapi anehnya, kalimat itu seksi dan merangsang.
Membakar pikiran saya yang sudah lama tidur dalam pandangan keagamaan yang lazim saya baca dan saya dengar dimana-mana sebelumnya. Hingga buku Nietzsche ini membuat saya tak henti-henti memperbaiki posisi. Dari ruang tamu ke kasur. Dari kasur ke bantal. Dari duduk ke berbaring dan dari berbaring ke duduk lagi.

“Kebenaran adalah kesalahan yang belum ditemukan.”

Saya tersentak. Berhenti membaca. Berpikir. Merenung.
Kebenaran adalah kesalahan yang belum ditemukan?
Semakin saya baca helai demi helai semakin saya terkesiap.
Belum pernah saya temukan kalimat itu dimana-mana.
Tapi buku itu langsung menodong kesadaran saya. Menjungkirbalikan segala apa yang saya pahami sebelumnya. Apalagi yang saya yakini sebagai seorang Islam.

Garang, tapi menggoda.
Sadis, tapi menggiurkan.


Meskipun sebelumnya melalui beberapa buku pengantar Filsafat nama dan intisari pemikirannya selalu disinggung, tapi lewat buku inilah pertama kali saya megenal Nietzsche secara lebih komprehensif. ST. Sunardi, penulisnya berhasil menyajikan beberapa titik kunci pemikiran Nietzsche secara gamblang dan memukau. Ringan dibaca tapi mendalam dikunyah.

Sejak saat itu,
Nama Nietzsche tak pernah hapus dari kesadaran saya.
Bahkan dia telah menjadi Nabi dalam memori saya. Tapi bukan Nabi pembawa wahyu. Melainkan Nabi pembawa martir. Martir yang membunuh Tuhan dan agama.

Dan buku inilah yang membuat saya mengangguk:
Pantas membaca Posmodernisme tak bisa lepas dari mengeja namanya. Iqbal, Jasper, Derrida, Foucault, Lyotard, dan sejumlah pemikir sesudahnya, sulit membunuh jejaknya.

About The Author

Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.

Share This Article


Related Post

Tidak ada komentar:

Leave a Reply

Entri Populer